![]() |
Foto: Ketua Granat Kabupaten Bengkalis, Dikki Hendrik Sagala |
BENGKALIS, SINDOPOST.com -
Sabu bukanlah hal baru di Indonesia, sehingga nama Sabu cukup santer kita dengar.
Peredarannya yang misterius hampir memasuki semua daerah pemukiman penduduk. Dari kota hingga pelosok desa,
Sabu menjalar bagai jaring Laba-laba. Jaring Laba-laba sangatlah kuat dan saling mengikat, jika binatang atau hewan kecil yang lewat atau menerobosnya maka dia akan terperangkap disana.
Namun, jika binatang atau hewan besar yang menembusnya, maka jaring Laba-laba tersebut akan hancur.
Namun, Laba-laba bukanlah binatang yang gampang menyerah. Jika jaringnya rusak dan hancur, maka Laba-laba akan merajutnya kembali seperti semula, bisa ditempat yang sama bisa juga ditempat yang berbeda.
Jadi, untuk menghancurkan jaringnya maka Laba-labanyalah yang harus dihancurkan atau dimusnahkan.
Jaringan Narkotika ibarat jaring Laba-laba, banyak yang tertangkap namun diduga tak sedikit pula penggantinya.
Dari Kurir, Pemakai, Pengedar, bahkan Bandar Kecil (barang bukti sedikit - red) telah banyak yang ditangkap.
Namun tidak sedikit dari mereka, setelah keluar dari penjara mereka tetap mengulang hal yang sama, tetap dalam lingkaran Sabu.
Bagai kekuatan super yang dimiliki jaring Laba-laba, diduga jaringan Sabu juga demikian. Hingga ditengah-tengah masyarakat, Sabu masih terdengar bahkan jadi buah bibir hingga ke sosial media.
Tak pandang umur, dari yang tua hingga yang muda bahkan remaja, diduga Sabu terus merusak kehidupan seseorang yang kecanduan.
Bagi pengguna, Sabu dapat merusak masa depan generasi penerus bahkan penghancur rumah tangga hingga mentelantarkan anak dan istri. Jahatkah Sabu?
Apa itu sabu?
Metamfetamin kristal atau biasa disebut dengan Sabu di Indonesia adalah narkoba yang berbentuk seperti pecahan kaca atau batu putih kebiruan mengkilat.
Sabu memiliki kemiripan secara kimiawi dengan amfetamin, yaitu obat yang digunakan untuk mengobati gangguan hiperaktivitas defisit perhatian (ADHD) dan narkolepsi.
Dilansir dari Webmd, Sabu atau metamfetamin adalah obat yang kuat dan sangat adiktif dan dapat memengaruhi sistem saraf pusat.
Pengguna biasanya menggunakan obat diduga ilegal tersebut dengan merokok memakai pipa kecil, menelannya, mengendus, dan menyuntikkan ke pembuluh darah.
Pemakai akan mengalami efek euforia sesaat setelah memakainya.
Namun, penggunaan sabu sangat berbahaya karena dapat merusak tubuh dan menyebabkan masalah psikologi yang parah kepada pemakainya.
Dilansir dari Medicalnewstoday, pada abad XIX, amfetamin pertama kali digunakan sebagai dekongestan hidung dan stimulator pernapasan.
Selama Perang Dunia II, metamfetamin yang memiliki kemiripan dengan amfetamin digunakan agar tetap waspada dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Seiring berjalannya waktu, metamfetamin diketahui sangat adiktif (membuat kecanduan).
Metamfetamin termasuk obat ilegal kecuali jika diresepkan oleh dokter untuk sejumlah kondisi medis tertentu.
Metamfetamin mudah untuk diproduksi sehingga obat tersebut sering disalahgunakan.
Dalam penggunaan jangka panjang dapat dikaitkan dengan efek buruk penggunanya kepada masyarakat
Efek sabu ketika pemakaian
Metamfetamin adalah obat dengan zat serupa amfetamin yang digunakan secara ilegal karena menimbulkan efek yang menyenangkan.
Namun, penyalahgunaan obat yang berbahaya tersebut dapat menimbulkan efek mematikan.
Berikut efek ketika menggunakan metamfetamin atau sabu:
. Perhatian meningkat
. Tingkat aktivitas dan banyak
bicara yang lebih tinggi
. Nafsu makan menurun
. Mengurangi kelelahan
. Perasaan kekuatan dan
pengendalian diri
. Perasaan sejahtera atau euforia
yang menyenangkan
. Meningkatnya tingkat perhatian
. Dapat meningkatnya aktivitas dan
banyak bicara
. Nafsu makan menurun
. Mengurangi kelelahan
. Memanipulasi perasaan kekuatan
dan pengendalian diri
perasaan sejahtera atau euforia
yang menyenangkan
Selain itu, Sabu juga memiliki efek:
. Pernapasan terasa lebih cepat
. Detak jantung yang cepat atau
tidak teratur
. Tekanan darah tinggi
. Peningkatan suhu tubuh
Efek Sabu ketika obat bekerja
Efek menyenangkan dari metamfetamin terjadi ketika tubuh melepaskan neurotransmitter dopamin sangat tinggi.
Dopamin merupakan bahan kimia di otak yang berperan dalam motivasi, kesengangan dan fungsi motorik.
Namun tingkat dopamin yang tinggi di otak dapat membantu obat tersebut menjadi lebih beracun terhadap terminal saraf otak.
Metamfetamin lebih berbahaya dengan obat stimulan lain karena ketika dikonsumsi efeknya bertahan lebih lama untuk memperpanjang efek stimulan di otak.
Efek samping sabu
Metamfetamin memiliki efek samping yang berbahaya, berikut efek sampingnya:
. Peningkatan distraksi
. Mual
. Mulut kering dan bau mulut
. Pupil-pupil terdilatasikan
. Gemetaran
. Otot berkedut
. Hilang ingatan
. Perilaku agresif atau kekerasan
. Gangguan mood
. Masalah gigi parah
. Penurunan berat badan
. Luka kulit dari rasa gatal yang
hebat
. Detak jantung yang cepat atau
tidak teratur
. Peningkatan tekanan darah
Penggunaan metamfetamin jangka panjang dapat menyebabkan:
. Perasaan agresif dan kecemasan
. Kebingungan
. Insomnia
. Gejala psikosis metamfetmain
yang mungkin terjadi:
. Paranoid
. Agresi
. Halusinasi visual dan pendengaran
. Gangguan mood
. Delusi, seperti sensasi serangga
merayap di atas atau di bawah
kulit
Selain efek-efek di atas, para peneliti meloporkan bahwa sekitar 50 persen sel-sel penghasil dopamin di otak dapat rusak setelah kontak terlalu lama dengan metamfetamin.
Paranoid juga dapat mengakibatkan pemikiran tentang pembunuhan dan bunuh diri.
Resiko kesehatan
1. Ketergantungan
Metamfetamin atau dikenal dengan sabu di Indonesia sangat adiktif, karena obat tersebut dapat membuat sel-sel dopamin tetap aktif dalam waktu yang lama sehingga memungkinkan untuk mengalami perasaan euforia yang kuat.
Namun, ketika efek metamfetamin berakhir, tubuh pengguna tidak dapat seketika memproduksi dopamin secara alami dan membutuhkan obat untuk merasa kembali normal, sehingga membutuhkan dosis obat yang lebih besar untuk menghadirkan perasaan senang.
2. Masalah jantung dan stroke
Penggunaan metamfetamin atau sabu meningkatkan risiko masalah jantung, seperti nyeri dada, detak jantung yang tidak normal, dan tekanan darah tinggi.
Hal ini dapat menyebabkan serangan jantung, diseksi aorta akut dan berhentinya jantung mendadak.
Risiko ini lebih tinggi bila menggunakan obat dengan alkohol, kokain, atau opioid.
Selain itu terdapat risiko stroke yang lebih tinggi, mungkin karena tekanan darah tinggi atau laju aterosklerosis yang lebih cepat.
Metamfetamin atau dikenal dengan sabu di Indonesia sangat adiktif, karena obat tersebut dapat membuat sel-sel dopamin tetap aktif dalam waktu yang lama sehingga memungkinkan untuk mengalami perasaan euforia yang kuat.
Namun, ketika efek metamfetamin berakhir, tubuh pengguna tidak dapat seketika memproduksi dopamin secara alami dan membutuhkan obat untuk merasa kembali normal, sehingga membutuhkan dosis obat yang lebih besar untuk menghadirkan perasaan senang.
Jika pengguna berhenti menggunakannya, akan ada dampak yang dirasakan oleh fisiknya, seperti merasa sangat lelah, depresi mental, lekas marah, apatis, dan disorientasi.
3. Kerusakan gigi
Penyalahgunaan sabu atau metamfetamin juga dapat menyebabkan kerusakan gigi yang sangat parah sehingga sebagian besar gigi membusuk, yang dikenal sebagai “mulut sabu”.
Penyebabnya diperkirakan sebagai berikut;
. Memiliki mulut kering
. Banyak konsumsi minuman manis
. Mengatupkan dan menggertakkan
gigi
. Kebersihan gigi yang kurang
4. Penyakit parkinson
Metamfetamin atau sabu mungkin memiliki efek neurologis yang efeknya akan dirasakan ketika pengguanya berhenti menggunakan obat tersebut.
Para peneliti mengaitkan penggunaan amfetamin berisiko lebih tinggi terkena penyakit parkinson (suatu kondisi yang memengaruhi saraf gerakan).
Terkait Narkoba dan peredarannya, AKBP Indra Wijatmiko, S.I.K selaku Kepala Kepolisian Resort Bengkalis memiliki komitmen yang kuat untuk mengungkap kasus Narkoba.
"Kita kesatuan Polres Bengkalis tetap berkomitmen untuk mengungkap kasus Narkoba", tegas Kapolres Bengkalis pada 24 Juni 2022 lalu.
Benar saja, beberapa hari ke belakang Polres Bengkalis khususnya Satuan Reserse Narkoba Polres Bengkalis dan Jajaran terus bergerak memerangi para pelaku Sabu, banyak yang tertangkap.
Dan Masyarakat Kabupaten Bengkalis mengapresiasi kinerja Polsek Pinggir jajaran Polres Bengkalis yang sudah berhasil menangkap pelaku Sabu inisial DP pada hari Senin (25/7/22) sekira pukul 22.20 WIB yang merupakan DPO Polsek Mandau jajaran Polres Bengkalis juga.
Mengetahui salah satu diduga kaki BD Besar di daerah Duri, masyarakat sangat mengapresiasi kinerja Polri, khususnya Polres Bengkalis dan Jajaran yang benar-benar berkomitmen memberantas Sabu.
Namun masyarakat juga berharap, agar pengungkapan kasus penangkapan DP tidak berhenti sampai disitu saja, agar semua terungkap siapa dalang atau Bandar Besar yang selama ini diduga melanglang buana di Duri dan sekitarnya.
Sementara itu di sosial media Facebook (FB), Dikki Hendrik Sagala atas nama Granat Kabupaten Bengkalis mengucapkan terimakasihnya kepada masyarakat, media dan Polri yang sudah memperkecil ruang gerak peredaran Narkoba di Bumi Bengkalis khususnya di Kecamatan Mandau, Pinggir dan Batsol.
Dikki juga mengajak untuk sama-sama memerangi dan membentengi keluarga dari Narkoba.
"Intinya, kami dari Granat tetap bekerja sesuai Tupoksi kami dalam melakukan tindakan preventif, melaksanakan Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) dengan cara melakukan penyuluhan-penyuluhan ke sekolah sekolah", ungkap Ketua Granat Kabupaten Bengkalis di group FB "Kabar Duri & Sekitarnya" di berita sindopost.com yang berjudul "Atas info Warga, Polisi Sita 16.34 Gram Dari 4 Bandar Dan 1 Pengedar".
Diakhir, Ketua Granat yang akrab dipanggil Bang Dikki ini kembali mengajak untuk bersama-sama memberantas peredaran Narkoba.
"Mari kita bersama-sama dengan GRANAT KAB.BENGKLAIS, Pemerintah dan Instansi terkait dalam memberantas peredaran narkoba.. .karena NARKOBA adalah musuh bangsa kita saat ini", ajak Dikki sembari mengucapkan WAR
ON DRUGS! (Eston)
0Komentar