Program Kampung Gambut Berdikari, Kontribusi Pertamina Unit Sungai Pakning Untuk Penanganan Bencana Menjadi Atensi Dalam Environment Deputies Meeting And Climate Sustainability Working Group (EDM-CSW) G20.
BENGKALIS, SINDOPOST.com - Program Kampung Gambut Berdikari yang diinisiasi oleh PT Kilang Pertamina Internasional Unit Sungai Pakning merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang fokus pada penanganan bencana Kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) dan pengelolaan lahan gambut berbasis masyarakat.
Program Kampung Gambut Berdikari tersebut turut di perkenalkan dalam Environment Deputies Meeting and Climate Sustainability Working Group (EDM-CSW) G20 pada Senin hingga Rabu, 21- 23 Maret 2022 lalu di Yogyakarta.
Permono Avianto, General Manager PT Kilang Pertamina Internasional RU II menjelaskan Partisipasi Pertamina RU II Sungai Pakning dalam forum tersebut untuk memperkenalkan kepada para stakeholder terkait kontribusi perusahaan khususnya Kilang Pertamina Internasional Unit Sungai Pakning dalam mendukung penanganan iklim yang sejalan dengan penerapan ESG (Environment, Social,and Governance).
Program Inovasi Sosial kami tentang Kampung Gambut Berdikari merupakan sebuah solusi untuk mengatasi permasalahan dan bencana yang terjadi di wilayah kami”,jelasnya.
Kegiatan kami tentunya dilaksanakan bersama dukungan berbagai pihak yaitu Masyarakat, Pemerintah, hingga Perusahaan dengan tujuan menciptakan Kampung Gambut yang Berdikari melalui kegiatan Konservasi Air gambut, Mitigasi Karlahut Berbasis Masyarakat.
Pengembangan Pertanian Nanas Terintegrasi, Pengembangan Pertanian Lahan Gambut, Pelestarian Arboretum Gambut, Pengembangan Budidaya Madu Hutan Gambut, dan Sekolah Cinta Gambut yang merupakan bentuk konkrit upaya dalam Pendidikan Cinta Lingkungan Gambut sejak dini”. Permono juga menambahkan bahwa program ini dilaksanakan dengan dukungan dan kolaborasi berbagai pihak, sehingga keberhasilan dapat diraih.
“Kami turut mendapatkan dukungan yang luar biasa dalam pelaksanaan program ini, baik dari pihak Pemerintah, Masyarakat, Perguruan Tinggi, dan instansi lainnya. Semoga harapan kami semua untuk menciptakan Kampung Gambut yang Berdikari dapat berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat luas,” pungkasnya.
Dalam pertemuan dibahas tiga isu yakni mendukung pemulihan yang berkelanjutan (supporting a more sustainable recovery), peningkatan aksi berbasis daratan dan lautan untuk mendukung perlindungan lingkungan hidup dan tujuan pengendalian perubahan iklim (enhancing land- and sea-based actions to support environment protection and climate objectives).
Isu ketiga yakni peningkatan mobilisasi sumberdaya untuk mendukung perlindungan lingkungan hidup dan tujuan pengendalian perubahan iklim (enhancing resource mobilization to support environment protection and climate objectives).
Kampung Gambut Berdikari berangka tdari permasalahan lingkungan hingga sosial yang dirasakan masyarakat Kelurahan Sungai Pakning, yang terdampak bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) sehingga mengakibatka nberbagai permasalahan seperti kerusakan lingkungan, tercemarny asumber air, permasalahan kesehatan, hilangnya sumber pendapatan masyarakat, hingga permasalahan sosial. Pemetaan masalah karlahut kemudian menjadi dasar dalam penyusunan berbagai kegiatan penanganan bencana karlahut dan pengelolaan lahan gambut yang dibingkaid alam sebuah Payung Program yaitu Kampung Gambut Berdikari.
Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Sigit Reliantoro secara langsung menjelaskan program Kampung Gambut Berdikari kepada delegasi yang hadir dalam pertemuan Deputi bidang lingkungan dan KelompokKerjaPerubahan Iklim G20.
Kampung Gambut Berdikari adalah program pemberdayaan masyarakat yang terintegrasi dengan beragam kegiatan, diantaranya pembentukan kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA). Yakni warga yang bertugas mengontrollahan gambut agar tidak terbakar. Tak hanya berpatroli, kelompok ini juga aktif mengedukasi masyarakat lainnya,” jelasnya.
Sigit menambahkan bahwa anggota MPA juga diberikan pelatihan kewirausahaan melalui pertanian nanas terintegrasi, sebagai lahan perkebunan produktif. Hasil pertanian nanas tidak hanya dijual dalam bentuk buah segar yang kini sudah masuk pasar ekspor, juga diolah dalam beragam produk pangan bernilai jual seperti manisan, dodol, hingga keripik yang saat ini juga telah memilikilahan seluas 30 hektar.
“Program Kampung Gambut Berdikari juga berkontribus dalam peningkatan serapan karbonmelalui Arboretum Gambut yang merupakan Pusat Konservasi tanaman endemik gambut, juga pelestarian spesiesnephentes langka seperti nephentes sumatrana dan nephenter spectabilis. Program ini juga berhasil membuka lapangan kerja bagi MPA melaluisertifikasi safetyman, firman, welder, dan security sehingga dapat menyelesaikan permasalahan masyarakat di lahan gambut dari sisi lingkungan hingga kesejahteraan” jelasnya. (Sri/Eston)
0Komentar